Kapan pertama kali teman-teman melihat coral atau karang? Kayaknya saya dulu pertama kali lihat di Sea World, terakhir kali waktu snorkeling di Nusa Penida. Beberapa hari lalu, saya nonton film Chasing Coral di Netflix, film ini udah lama banget masuk list saya, karena katanya recommended, apalagi untuk teman-teman yang mungkin concern dengan lingkungan. So, di sini saya akan review sedikit tentang film Chasing Coral.
Film ini menurut saya memang bagus dan saya merekomendasikan film ini untuk ditonton. Kebanyakan film dokumenter itu agak membosankan gitu ya, tapi film ini tidak begitu. Menurut saya menggugah, dan malah bikin nangis. Haha, kenapa? Nanti diceritakan. Film ini intinya mengisahkan tim penyelam dan fotografer yang membuat dokumentasi sebuah fenomena koral dititik yang sama terus menerus selama satu musim. Dan hasilnya, ternyata perubahannya begitu drastis dan menyedihkan.
Fun Fact: Karang itu hewan, bukan tumbuhan.
Coral atau karang (as in terumbu karang, alias coral reef) adalah..
invertebrata laut yang termasuk dalam kelas Anthozoa dari filum Cnidaria. Mereka biasanya hidup dalam koloni yang padat dari banyak polip individu yang identik. Koral mencakup pembangun terumbu karang yang mendiami lautan tropis dan mengeluarkan kalsium karbonat untuk membentuk kerangka keras. Wikipedia
Sejak kecil, saya tahu kalau coral itu harus dilindungi, gak boleh dipegang lah, gak boleh mengambil dan memelihara coral lah. Saya kira dulu coral harus dilindungi sebatas karena mereka makhluk hidup aja gitu.
Tapi ternyata, manfaat coral itu terlalu besar untuk kehidupan manusia! Dan sedihnya lagi, ternyata manusia membunuh mereka secara tidak langsung :((((
Waktu nonton Chasing Coral, saya baru tahu kalau ternyata lautan berpengaruh sangaaat besar untuk menyerap panas bumi. Bayangkan asap-asap pabrik, karbon kendaraan dan CO2 yang terperangkap dalam efek rumah kaca di permukaan bumi, ternyata sebagian besar panasnya diserap oleh lautan. Efeknya, suhu lautan meningkat 1-2 derajat akibat global warming.
"Ah 1-2 derajat kan kecil, efeknya apa?"
ITU NGGAK KECIL ESMERALDA. (lah ngegas)
Bayangkan, badan kita naik 1 derajat dari 37 jadi 38, pasti kepala udah sumeng-sumeng, pusing, badan nyeri kan? Nah ini lautan juga begitu. Dan yang paling berpengaruh ternyata adalah CORAL.
Kenaikan suhu laut itu membuat fenomena yang namanya "coral bleaching", alias coral menjadi putih sebelum akhirnya mereka mati.
Not so fun fact: warna putih itu ternyata penampakan tulangnya mereka, karena ketika kepanasan dan tidak berfotosintesis, kulit mereka menjadi transparan. Ugh sedihnya!
KENAPA SIH MEREKA YANG HARUS MATI BUKAN KITA?? :(
Tau gak sih, jika lautan tidak menyerap panas dari asap-asap bumi, suhu bumi bisa menjadi 150 derajat Celcius? Can you imagine that?
Harusnya manusia sendiri yang mati kepanasan karena ulahnya!
Saya sampe nangis sendiri nonton Chasing Coral, apalagi Afka sempat nanya “itu apa?” karena saya nonton pas Afka lagi main. Saya jadi merenung, apa Afka masih bisa sempat lihat Coral ya nanti kalau sudah lebih besar? :( huhuhu
Setiap tahunnya semakin banyak Coral Bleaching yang terjadi di dunia akibat global warming. Dalam 20 tahun ke depan jika tidak ada penanganan, kata peneliti, 80-90% coral di dunia akan musnah.
Jadi sebenarnya apa manfaat coral untuk manusia?
Pernah dengar kan, terumbu karang itu mencegah terjadinya erosi dan ombak besar di pantai? Ternyata selain itu coral punya manfaat lebih besar lho. Coral bersimbiosis mutualisme dengan alga-alga, bakteri, tanaman laut untuk menghasilkan oksigen. Yes, selain pohon dan tanaman, ternyata 50-80% oksigen yang kita hirup juga dihasilkan oleh tumbuhan laut, lho. Jadi terumbu karang itu ibaratnya seperti hutan di dalam laut.
Selain itu, coral juga berfotosintesis untuk menghasilkan makanan buat ikan-ikan kecil. Coral juga merupakan tempat hidup ikan-ikan kecil. Ikan kecil makanan ikan apa? Tentu saja ikan yang lebih besar. Ikan-ikan itu yang menjadi makanan manusia, ditangkap, dijual, jadi mata pencaharian. Kalau coral musnah, ikan akan habis juga, bagaimana kehidupan manusia selanjutnya?
Mari kita renungkan :(
Musnahnya satu ekosistem berdampak bagi ekosistem lain. - Chasing Coral Movie
Jadi bagaimana cara menyelamatkan terumbu karang?
Well, secara umum kita harus menghentikan Global Warming. Sounds big, huh? Tapi setiap langkah kecil individu berpengaruh kok! Paling tidak, kita memperlambatnya dan tidak memperburuk.
Ada beberapa hal yang sepengetahuan saya bisa kita lakukan, minimal untuk kita yang tidak terjun langsung menyelamatkan lingkungan laut.
Untuk yang terjun langsung ke laut seperti nelayan, pelayaran, please do save boating, safe fishing, etc.
1. Donasi Blue Carbon dan Volunteer Penanaman Coral
Biasanya ada acara volunteering untuk menanam coral atau membersihkan pesisir pantai. Tapi berhubung sedang pandemi, kayaknya belum ada lagi yang seperti itu. Saya sendiri belum pernah berkesempatan ikut volunteer. Tapi, saya tahu ada tempat di mana kita bisa berdonasi menanam Coral. Cek berikut ini ya. Saya sendiri pernah berdonasi di Cleanomic ini.
2. Menjaga Hutan, Menanam Pohon/ Donasi Pohon
Seperti yang kita tahu, atau secara logika aja deh, keberadaan pohon dan hutan itu penting sekali untuk menjaga suhu bumi. Dengan menanam pohon, akan bisa mengurangi panas bumi, sehingga panas yang akan diserap laut akan berkurang pula.
Sayangnya, hutan skrg malah banyak yang dibakar untuk pembangunan (gila ya manusia tuh mau bunuh diri apa gimana). Nah teman-teman bisa menanam pohon, minimal 1 pohon di rumahnya, kalau tidak ada lahan bisa berkebun dan perbanyak tanaman hijau. Teman-teman juga bisa juga berdonasi pohon, contohnya seperti di
Sustaination (bisa klik link ini) ada donasi pohon yang bisa ditambahkan ketika berbelanja. Mulai 5000 rupiah saja kok.
Gak ada uangnya? teman-teman bisa ganti web browser utama dengan
Ecosia. Dengan browsing dengan Ecosia, teman2 bisa berdonasi pohon untuk sekian kali pencarian.
3. Kurangi Sampah
Selain sampah bisa mencemari laut dan merusak karang, sampah yang tidak terpilah dan bercampur di TPA bisa menghasilkan gas metana yang berperan besar dalam peningkatan panas bumi. Pernah dengar berita
TPA Leuwi Gajah Bandung meledak kan?
Teman-teman bisa mulai belajar memilah sampah, atau memulai mengurangi sampah atau menjalani gaya hidup Zero Waste. Tentang pilah sampah dan Zero Waste bisa lihat di sini:
Pengalaman Zero Waste Satu Minggu pt. 1
4. Mengurangi Pemanasan Global dari Gaya Hidup Sehari-hari
Kurangi penggunaan listrik, kendaraan pribadi, dan kurangi carbon footprints (jejak karbon). Ganti lampu jadi yang energy efficient, kurangi makan daging hewani, beli barang-barang lokal yang lebih ramah lingkungan juga, stop buying fast fashion. Nah di bagian ini mah banyak banget sebenarnya yang bisa dilakukan, perlahan tapi pasti aja ya. Saya pun juga masih belajar.
Jika teman2 mampu, teman2 juga bisa beralih menggunakan listrik dengan solar panel, atau mendesain rumah dengan ramah lingkungan seperti banyak ruang terbuka sehingga meminimalisir penggunaan lampu dan penyejuk ruangan.
5. Jangan Merusak Karang Saat di Laut.
Jangan Pakai Sunscreen
Kalau teman-teman suka berenang di laut, lebih baik tidak usah pakai sunscreen. Atau teman-teman pilih sunscreen yang bebas bahan kimia berbahaya untuk coral.
Kalau saya sendiri memilih tidak pakai sunscreen karena sunscreen itu tidak ada yang benar-benar bisa dipakai di air dan bakal luntur juga.
Jangan Sentuh
Jangan sentuh terumbu karang jika sedang berenang. Karang itu binatang guys, kecil-kecil yang terdiri dari polyp. Kalau dipegang dia bisa gampang sekali rusak alias mati :(
**
Sekian pembahasan dari saya yg awam ini hehe. Maaf ya kok bahasannya jadi berat dan terkesan lebay hehe. Ternyata semua berhubungan, satu ekosistem berpengaruh ke ekosistem lain, dan setiap tindakan yang dilakukan manusia berdampak juga bagi makhluk hidup lainnya. Moga-moga kita bisa mulai peduli dan melakukan tindakan preventif yang feasible untuk dilakukan. Sedikit demi sedikit tidak apa-apa hehe.
Apakah teman-teman sudah menonton film dokumenter Chasing Coral?
Bagaimana pendapat teman-teman soal efek global warming terhadap terumbu karang? Tinggalkan komen ya :)