SLIDER

Dongeng Jadi Lebih Menyenangkan dengan Cerita Bergambar Let’s Read!

Sunday, 10 January 2021


Saya selalu ingat masa kecil saya, di mana ayah saya selalu mendongeng kepada anak-anaknya setiap waktu menjelang tidur. Kebanyakan ceritanya sebenarnya hanya si Kancil. Mulai dari kisah klasik si Kancil mencuri dari pak tani, mengelabui buaya, berlomba dengan monyet, dan versi lainnya. Sejujurnya saya tidak ingat persis bagaimana cerita si Kancil-nya berakhir, tetapi saya sangat mengingat perasaan excited saya ketika mendengarkan dongeng itu. Saya ingat saya membayangkan adegan dan emosi si Kancil ketika ayah saya menceritakan dongengnya. Padahal dulu saya belum sempat punya buku atau menonton film si kancil.

Hal ini ternyata terbawa sampai tiba saatnya saya menjadi ibu. Mendongeng adalah hal yang menyenangkan bagi saya, dan juga bagi anak saya. Mungkin bagi sebagian orang, ajakan mendongeng kepada anak terdengar mengintimidasi. Mendongeng kesannya seperti harus menjadi orang yang kreatif, harus hafal banyak cerita, harus bisa membuat plot twist yang seru, harus menciptakan karakter-karakter baru. Padahal mendongeng tidak perlu melulu cerita-cerita legenda, fabel, seperti itu, kok. 

Saya cukup rutin mendongeng kepada anak saya (Afka) cerita dengan karakter sehari-hari saja! Misalnya, Afka sedang senang sekali dengan mobil truk. Lalu saya buatlah cerita tentang truk, yang ceritanya hanya sekadar kegiatan sehari-hari truk seperti bangun pagi, bekerja, bertemu dengan Afka, lalu mandi agar bersih, dan tidur kembali. Simpel bukan? Mengarang bebas, tapi si bocah sudah kegirangan dan minta terus diulang-ulang. 

Saya sangat menikmati bagaimana wajahnya memandang ke langit-langit, ibarat sedang mengimajinasikan bagaimana truk berjalan dan bekerja menggerakkan tangan buldozer atau excavator-nya. Lalu dengan responnya ketika dia mendapati cerita yang berbeda dengan sebelumnya, misalnya hari ini truk buldozer berhasil membuat gedung, tapi di lain cerita gedungnya gagal. Afka bisa terbengong dan memasang wajah berpikir keras hanya dengan plot twist simpel seperti itu, haha!

Dari cerita-cerita simpel seperti itu juga Afka ternyata bisa belajar banyak hal terkait moral. Misalnya untuk selalu pantang menyerah seperti truk buldozer yang membangun kembali gedung yang gagal, untuk tepat waktu seperti truk yang selalu bekerja tiap pagi, untuk bekerja sama seperti truk buldozer yang meminta bantuan excavator, dan masih banyak lagi! Haha lucu ya, cerita simpel dan bagi orang dewasa mungkin membosankan bisa menjadi hal yang menyenangkan dan penuh pelajaran bagi anak. Menurut saya tidak selalu perlu cerita yang mewah untuk bisa mendongeng kepada anak. 

"You are never too old, too wacky, too wild, to pick up a book, and read to a child."
- Dr. Seuss

Manfaat Mendongeng

Dari pengalaman saya mendongeng dan referensi mengenai anak, saya melihat ternyata banyak sekali manfaat mendongeng kepada anak secara rutin. Mendongeng ini tentunya merupakan salah satu langkah untuk melatih kemampuan untuk membaca. Ya, sama seperti membaca nyaring (read-aloud), mendongeng juga salah satu cara untuk meningkatkan minat baca dan menambah kosa-kata anak-anak sebagai bekal membaca. Selain itu mari kita lihat beberapa manfaat lain dari mendongeng.

1. Melatih Imajinasi

Dengan ataupun tanpa buku, mendongeng mengaktifkan imajinasi anak ketika dibacakan dongeng. Pernah tidak mendengar cerita melalui radio? Pasti kita membayangkan karakter yang disebutkan oleh sang penyiar dan membayangkan skenario selayaknya sebuah film. Begitulah dongeng bekerja. Anak secara langsung mencoba membayangkan karakter, objek, pemandangan yang ada di dalam dongeng tersebut, hal ini melatih anak mengembangkan imajinasinya dalam memahami sebuah cerita.

2. Menambah Kosa Kata

Semakin banyak anak diperdengarkan berbagai macam kosakata sejak dini, semakin banyak pula kosa kata yang ia serap di masa kecilnya. Di usia 0-6 tahun, otak anak menyerap bagaikan sponge. Banyak sekali hal yang bisa diajarkan kepada anak, dan anak akan menyerapkan dengan minim usaha (effortless). Mendongeng seperti membanjiri anak dengan kosa kata dan semakin banyak kata yang dikenalkan, akan semakin banyak pula kata yang nantinya bisa ia ucapkan dan baca.

3. Menambah Pemahaman Kultural 

Dalam sebuah dongeng, ada latar belakang cerita berupa budaya dan bahasa. Dalam dongeng, anak dapat bereksplorasi ke negara-negara dan daerah dengan budaya dan tokoh dengan karakter yang berbeda-beda, sehingga wawasan anak terkait kebudayaan menjadi lebih banyak. Mendongeng juga membuka jendela dunia, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar ide dan informasi baru, sehingga mereka juga belajar mengenai pelajaran hidup berharga melalui mendengar cerita yang seru.

4. Melatih Komunikasi dan Empati

Melalui mendongeng, anak diperdengarkan dengan percakapan yang ada di dalam dongeng. Dengan begitu anak menjadi lebih paham bagaimana komunikasi antara dua orang terjadi, bagaimana yang dilakukan ketika seseorang bertanya, dan bagaimana cara menjawab. Semua dapat diajarkan melalui cerita dalam dongeng. Selain itu, melalui mendongeng, anak-anak dilatih untuk mendengarkan orang lain, baik itu pendongeng maupun orang lain yang mendengarkan dongeng. Mereka bisa belajar kalau dalam sebuah cerita, tidak semua orang mengartikan ceritanya dengan sama, mereka juga bisa mendengarkan orang lain mengutarakan pendapat dan emosinya dalam sebuah dongeng.

5. Melatih Fokus Anak

Melalui mendongeng, anak-anak dilatih untuk mendengarkan satu kesatuan utuh dari sebuah cerita. Mereka menjadi lebih sabar mendengarkan dongeng dari awal sampai akhir dan melatih fokusnya. Jika mereka tidak fokus, mereka pasti akan melewatkan bagian dari cerita yang diperdongengkan, dan hal ini tidak seru! Saat anak masih bayi, memang rentang fokus anak masih cenderung pendek, tapi semakin bertambah usia dan semakin ia sering dilatih mendengarkan dongeng, semakin panjang rentang konsentrasinya dalam mendengarkan. Contohnya anak saya, dulu memang kalau baca buku atau didongengi pasti gampang teralihkan, sekarang dia bisa meminta saya mengulang atau membuat dongeng baru terus menerus setengah sampai satu jam, atau sampai ia puas. Haduuh :D



Mendongeng Sebagai Pemenuhan Hak Anak

Selain manfaat mendongeng seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mendongeng juga bisa menjadi pemenuhan hak anak, lho. Tahu tidak kalau anak punya 10 hak yang tertulis dalam Konvensi Hak-Hak Anak PBB pada tanggal 20 November 1989 yang juga disahkan oleh Indonesia dalam Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990. Berikut ini secara singkat hak-hak anak yang perlu dipenuhi:

1. Hak untuk bermain

2. Hak untuk mendapatkan pendidikan

3. Hak untuk mendapatkan perlindungan

4. Hak untuk rekreasi

5. Hak untuk mendapatkan makanan

6. Hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan

7. hak untuk memiliki identitas

8. Hak untuk mendapat status kebangsaan

9. Hak untuk berperan dalam pembangunan

10. Hak untuk mendapatkan kesamaan

Mendongeng merupakan salah satu cara memenuhi hak anak, khususnya dalam mendapatkan pendidikan dan rekreasi. Mendongeng memberikan anak pendidikan mengenai budaya dan bahasa serta banyak nilai-nilai moral dan kehidupan yang bisa diambil dari sebuah dongeng. Dongeng juga merupakan pendidikan stimulasi usia dini sebagai bekal ia berkomunikasi melalui membaca, berbicara dan mendengarkan.

Selain itu, dongeng itu menyenangkan sekali untuk anak! Meskipun cerita dongengnya terkesan sepele, tetapi dongeng bisa berkesan seumur hidup anak, lho. Dongeng bisa menjadi sarana memenuhi hak dalam rekreasi karena konsepnya yang menyenangkan. Anak-anak terkadang juga bisa stres, lho! Dengan mendongeng, akan membawakan anak ke dalam dunia yang seru dan berbeda untuk melepaskan sejenak kepenatannya.

"Storytelling is the most powerful ways to put ideas into the world today."
- Robert McAfee Brown

Berdasarkan pengalaman saya, kebiasaan mendongeng yang menjadi rutinitas saya berdampak positif pula bagi anak saya. Afka memiliki kemampuan bahasa yang termasuk cepat untuk anak laki-laki, begitu kata dokter anak yang biasa memeriksa Afka. Ia sudah bisa berkomunikasi verbal sejak usia 16 bulan. Selain itu, kosa katanya juga banyak, dan menjelang 18 bulan juga sudah bisa menyusun 2-5 kata dalam satu kalimat. Sekarang di usia 24 bulan pun, Afka bisa sedikit-sedikit melanjutkan dongeng yang saya buat, jadi sekarang alur ceritanya tergantung si bocah yang memimpin hehe. 

Tentu saja saya masih membutuhkan buku-buku anak untuk mendongeng kepada anak. Tidak mungkin saya bisa membuat cerita baru terus menerus untuk didongengkan, wah kalau begitu saya bisa menjadi penulis buku dongeng anak dong? haha! Banyak juga dongeng yang saya ceritakan itu pengulangan dari buku-buku yang Afka punya dan Afka sukai. Tapi, tidak jarang dia bosan dengan bukunya. Saya sendiri pun sedikit kesulitan untuk terus membeli buku baru untuk anak saya.

Pertama, buku tidak semuanya murah dan terjangkau, apalagi buku-buku bagus dan bergambar. Kedua, sulit pula sekarang mencari buku-buku bagus, apalagi yang berbahasa Indonesia. Sekarang ini, entah mengapa justru tren buku anak lebih cenderung ke buku-buku impor berbahasa Inggris. Menurut saya pengenalan budaya Indonesia saat ini malah kurang karena maraknya buku-buku impor.

Jadi bagaimana saya bisa tetap memenuhi haknya untuk mendapatkan cerita dongeng yang baik?

Ayo Membaca Dongeng dengan Let’s Read!

Mari berkenalan dengan aplikasi Let's Read! Let's Read Asia merupakan perpustakaan digital, wadah buku-buku anak persembahan dari The Asia Foundation, yakni program literasi yang berlangsung sejak 1954. Program ini telah dianugerahi penghargaan Library of Congress Literacy Awards A.S atas inovasi dalam promosi literasi. Let's Read memiliki misi untuk mendigitalisasi #ceritabergambar, mengembangkan cerita rakyat yang kaya kearifan lokal; serta menerjemahkan buku cerita anak berkualitas terbitan dalam dan luar negeri ke dalam bahasa nasional dan ibu.

Nah, ini dia aplikasi yang cocok sekali dengan anak-anak masa kini. Dengan misinya, Let’s Read mendukung proses literasi anak dengan cara yang baru dan inovatif. Bayangkan kita bisa mengakses banyak sekali buku-buku anak berkualitas dengan bahasa terjemahan yang baik sesuai dengan budaya dan bahasa ibu yang digunakan.

Koleksi Let’s Read dapat diakses melalui situs https://reader.letsreadasia.org/ melalui browser laptop atau teman-teman bisa juga melalui aplikasi Let’s Read! yang bisa diunduh di Playstore Android.

Review Aplikasi Let's Read

Tampilan

Jujur saya tipe orang yang men-judge book by it's cover. Tampilan aplikasi Let's Read ini merupakan tampilan yang cocok dengan saya dan menurut saya juga bisa diterima anak-anak. Tampilannya simpel dengan tidak banyak warna, cukup warna hijau muda yang menggugah mata.Teksnya juga mudah dibaca, dan diatur sehingga memudahkan membaca juga bagi anak-anak. 

Dan yang paling berkesan adalah ilustrasi-ilustrasi yang ciamik dari buku-bukunya. Sungguh artistik sekali gambar-gambarnya. Saya sangat menyukai ilustrasi buku yang klasik dan estetik dalam sebuah buku bacaan, khususnya buku anak. Hal ini yang justru bisa menggugah dan meningkatkan minat baca dan ketertarikan terhadap cerita dalam buku.

Gambar-gambar buku anak yang di pasaran saat ini sungguh terlalu ruwet, dan terlalu banyak pemakaian warna sehingga membuat sakit mata. Tapi, di aplikasi Let's Read, malah mata kita akan dimanjakan dengan ilustrasi-ilustrasi yang indah.


Cerita-ceritanya juga menarik lho! Cerita-cerita yang simpel tapi informatif hingga memicu critical thinking bisa dibaca dalam aplikasi ini.

Fitur

Let's read memiliki fitur untuk menyortir buku apa yang ingin dibaca berdasarkan tiga hal.

1. Sortir Bahasa


Salah satu keunggulan Let's Read adalah tujuannya untuk mengenalkan cerita dalam bahasa ibu, sehingga banyak buku dengan penerjemahan ke bahasa lokal dan bahkan bahasa daerah seperti Batak, Bali, Sunda. Sejauh ini Let's Read tersedia dalam 49 bahasa, termasuk bahasa Inggris, bahasa Indonesia, berbagai bahasa di Asia dan bahasa daerah.

2. Sortir Tingkat Kesulitan


Setiap rentang usia anak memiliki kemampuan membaca dan memahami cerita yang berbeda-beda. Anak toddler tidak bisa disamakan dengan anak 5 tahun yang memiliki penalaran yang lebih dalam dan fokus yang lebih panjang. Hal ini dilihat dari kompleksitas cerita dan panjang pendeknya narasi dalam buku tersebut. Dalam aplikasi Let's Read, ada fitur penyortiran berdasarkan tingkat kesulitan buku. Anak-anak dari yang baru mulai membaca hingga level yang lebih tinggi yakni 1 sampai 5.

3. Sortir Kategori

Saya juga suka dengan adanya fitur penyortiran berdasarkan kategori, karena hal ini penting sekali dalam memilih buku yang sesuai dengan usia anak. Dari fiksi sampai non-fiksi ada di aplikasi ini dan mudah untuk menyortirnya. Kategori bacaannya beragam dari  superhero, critical thinking, science, adventure, animals, arts and music, problem solving, non-fiction, nature, mighty girls, health, funny, folktales, community, family & friendship.

Keunggulan

Menurut saya, keunggulan dari Let's Reads adalah akses ke dalam koleksi buku-bukunya yang gratis. Ya, teman-teman bisa membaca banyak sekali buku dari beragam bahasa secara tidak berbayar! Hal ini sangat membuka peluang bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan dana untuk membeli buku anak, sehingga banyak kalangan yang bisa menikmati cerita-cerita bagus di Let's Read tanpa membayar, dan  semakin banyak anak yang terpenuhi haknya.

Kemudian, kita bisa mengunduh buku-buku di Let's Read dan membacanya secara offline. Hasil unduh buku elektroniknya berbentuk .epub, yang bisa dibaca di gawai lain seperti tablet dan komputer. Apakah hal ini legal? Karena dalam sebuah karya tulis pastinya terdapat tim seperti penulis, ilustrator, dan editor yang telah bekerja keras menciptakannya. Nah, jangan khawatir! Ternyata, koleksi buku-buku dalam aplikasi Let's Read berlisensi Creative Commons (CC), artinya buku-bukunya boleh dibaca, diunduh, dicetak dan disebarluaskan asal tidak untuk komersil tentunya. 

Jangan khawatir apabila usia anak belum memadai untuk diperbolehkan melihat dan menggunakan gawai. Orangtua bahkan bisa mencetak buku-buku Let's Read dan membacakan kepada anak dalam bentuk cetak. Tentunya dengan menjaga etika untuk tidak diperjual belikan ya!


Menghidupkan Dongeng melalui Cerita Bergambar Lets Read

Seperti cerita saya sebelumnya, apakah mendongeng harus menggunakan buku bergambar? Tentu saja tidak! Mendongeng tetap bisa imajinatif tanpa buku. Tapi, tentu saja buku bergambar sangat bermanfaat untuk literasi anak. Cerita bergambar dapat menghidupkan dongeng dan membuatnya semakin menarik dan menyenangkan untuk dibaca.

Menurut saya buku bergambar sangat menyenangkan dan memorable untuk dibaca. Saya ingat sekali buku-buku jaman saya kecil mengenai dongeng Bawang Merah dan Putih, Malin Kundang, Sangkuriang, dll. Saya menyukai ilustrasi dalam buku-buku tersebut. Saya pikir, jika tidak ada gambarnya, saya tidak akan begitu bisa mengimajinasikan bagaimana di dalam labu bisa ada perhiasan seperti yang buto ijo berikan kepada si Bawang Putih, atau bagaimana orang bisa berubah menjadi batu. Sampai dewasa pun ketika mendengar cerita-cerita dongeng tersebut, yang terbayang di otak saya adalah gambar dari buku-buku yang pernah saya baca sewaktu kecil.

Aplikasi ini adalah jawaban dari kegalauan orangtua masa kini yang tertarik untuk meningkatkan minat baca anaknya dan mendongeng untuk anaknya. Dengan cerita-cerita bergambar pada Let's Read, anak akan semakin tertarik membaca dan mendengarkan dongeng karena ilustrasi yang menarik hati.

Ayo membaca dongeng di aplikasi Let's Read!

Unduh aplikasi Let's Read di sini!

Referensi:

RECAP 2020 - and please be nice, 2021 :)

Monday, 4 January 2021

Menghela napas dulu, guys. Mohon maaf kalau postingan ini banyak misuh-misuhnya.

Jujur, dalam hati mohon maap saya ingin mengutarakan banyak keluh kesah bahkan umpatan-umpatan terhadap 2020. Bukan kepada Tuhan tentu saja, tapi kepada manusia lain yang membuat 2020 menjadi sangat buruk dan makin buruk sepanjang tahun.  Orang-orang yang gak percaya corona, peme**ntah, oversharer di social media, ugh. Tapi saya sendiri berhasil coping dengan hal-hal tersebut. Saya unfollow semua orang yang tidak spark joy. I don't follow any covid news anymore, even any politician, haha, soalnya sayang sekali, bagi saya tidak ada kabar baik untuk Indonesia sepanjang tahun :)

Di sisi lain, 2020 ini sepertinya menjadi tahun dengan banyak doa dan harapan, khususnya untuk orang-orang yang terlah berpulang. Jujur, saya tidak tahu harus bersyukur sebesar apa karena masih bisa hidup sampai tahun 2021. Saya tidak tahu apakah ini keberuntungan, atau ujian dari YME untuk bisa hidup tanpa sakit sama sekali di tahun 2020. Ya, alhamdulillah saya sendiri tidak pernah sakit di 2020 bahkan flu! Antisipasi corona membuat kita jadi lebih tinggi imun sepertinya ya.

Jujur saya benar-benar tidak kemana-mana, pernah ke mall hanya karena butuh tukang jahit, sisanya supermarket aja tapi seringkali hanya suami yang belanja, restoran hanya sekali saja yang outdoor karena ada keperluan dengan teman, udah gitu aja. Saya kadang iri sama teman bekerja yang diharuskan kerja di luar kota. Meskipun mereka mengeluh, tapi saya ingin di posisi mereka, bisa bergerak di luar rumah dan menikmati kota lain. Yah mungkin ini keluhan seorang ibu rumah tangga juga yang mungkin kangen suasana bekerja. Tapi seharusnya saya bersyukur tho, aman di rumah?

Anyway.. mari kita move on dan membuat tahun depan menjadi lebih baik.

Sebelum membuat To-do-list 2021 (saya tidak tahu mengapa orang-orang menyebutnya resolusi), saya ingin membuat TA-DA-list (term dari  Kristina Kuzmic), yakni hal-hal yang telah saya lakukan, meskipun hal-hal itu tidak menjadi resolusi alias to-do-list di awal 2020. Buat apa? Yaa..untuk bersyukur tentunya, siapa lagi yang bisa bersyukur selain diri kita sendiri? hehe.


2020 Recap/ Ta-Da-List

1. Baca 16 buku

Jangan diketawain ya. Karena target saya memang hanya 12 buku setahun, dan jujur saya bangga malah melebihi target tersebut. Maklum emak-emak tanpa ART nih, harus cari waktu untuk baca buku. Budget juga gak sebanyak itu untuk beli banyak buku hehe. Mungkin teman-teman saya merasa saya adalah tipe-tipe yang baca banyak buku, gak juga! Karena saya rada picky sama buku juga dan gak suka baca hanya karena pingin tau, tapi harus pingin tau banget.

Kenapa saya share Goodreads di blog? Bukan karena mau pamer buku lah, tapi karena saya ingin kasih rekomendasi aja mana buku yang worth it, mana yang enggak. Karena, you know, buku kan juga banyak yang mahal, jangan sampai rugi gitu belinya. Lalu untuk ibu-ibu kayak saya, waktu itu terbatas sekali. Harapan saya lebih baik kalau ada waktu, baca yang benar-benar worth it aja kecuali memang hobby membaca dan tidak masalah kecewa terhadap buku. Kalau dulu pas saya masih lajang sih, gak apa-apa baca buku yang gak pernah denger sebelumnya, kecewa juga ga masalah hihi.

2. Membuat hampir 40 blog posts

Again, jangan diketawain lagi haha. Target saya sebenarnya 50 blog posts dalam satu tahun, tapi ternyata gak tercapai, huhu. Anehnya saya punya hampir 100 draft di blog. Huft. Ya, sebenarnya banyak sekali yang masih ingin saya share di blog ini, tapi saya tidak bisa mengalahkan perfeksionisme saya. But, hey! Ini jauh lebih produktif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (di blog lama saya) yang bahkan ngeblog hanya kalau mood saja hehe. Semoga selanjutnya saya bisa lebih berkomitmen dan konsisten dalam membuat blog. 

3. Punya Rumah

Dari sekian banyak hal yang tidak saya lakukan di tahun ini, ini mungkin menjadi satu-satunya sumber rasa syukur terbesar. Tidak apa-apa tidak kemana-mana, tapi alhamdulillah diberikan tempat bernaung yang baru. Alhamdulillah sebesar-besarnya. Alhamdulillah Afka juga betah dengan lingkungan yang baru. Lingkungan yang Alhamdulillah warganya juga baik-baik (paling tidak, tidak ada yang aneh2 dan bermasalah gitu lho), semoga bisa terus nyaman dan berkah di rumah ini. Aamiin.

4. Hamil dan Menerima diri Sendiri

Meskipun ini tidak ada dalam to-do-list 2020 HAHAHA, tapi saya bersyukur sekali. Meski di awal sempat denial, tapi justru dengan kehamilan ini saya menjadi sangat tercerahkan, apalagi di akhir tahun ini. Jujur semenjak kehamilan, saya lebih menerima diri saya apa adanya. Ternyata, saya selama ini belum terlalu acceptance menjadi ibu. Saya semacam menyerah dengan kondisi. Saya terlalu berkutat dengan parenting dan bahkan mengabaikan diri saya sendiri. Baru kali ini saya berkaca menatap wajah saya dan merasa "oh, Syakira masih ada". Mungkin lebih lengkapnya saya ceritakan di postingan tentang trimester ke-dua.

Intinya, kalau gak ada dedek, mungkin saya gak akan pernah bercermin lagi, mungkin saya gak akan beberes rumah jadi rapi, mungkin saya gak bakal ikut kelas-kelas online lagi, mungkin saya gak belajar lagi, gak baca buku lagi. Mungkin saya akan  semakin hilang, mungkin saya akan delete instagram lagi. Tapi semua itu tidak jadi, alhamdulillah. Because i've found my self. Mungkin pada bingung apa hubungannya hamil lagi sama menemukan diri sendiri, saya juga bingung, tapi ini yang terjadi pada saya hehe.

**

Kemudian mari kita lanjutkan hidup, tanpa melihat sudah atau belum berakhirnya corona di 2021. Selain bertahan hidup, ini beberapa hal-hal yang ingin saya lakukan di 2021


2021 To-Do-List

1. Lahiran normal dan memberikan ASI Exclusive

Ini lebih ke doa atau to do list ya? Sebenarnya mungkin doa. Tapi kenapa dijadikan to-do-list? Karena ini semua butuh usaha cuyy, yang step by stepnya mungkin gak di share detail di sini. Gak ada lahiran normal tanpa usaha, gak ada ASI exclusive tanpa usaha. Kalaupun nanti ini gagal, ya gak apa-apa, semoga bisa ikhlas menerima karena sudah berusaha sebaik mungkin, bukan karena pasrah, hehe.

Sebagai catatan, saya memang dulu lahiran normal, meski pakai induksi, dan saya ingin lahiran lagi, tapi kalau bisa tidak pakai induksi hehe. Semoga saya berjodoh dengan klinik bidan yang saya incar. Aamiin aamiin. Kenapa keinginannya terkesan idealis? Karena ya mau tidak mau kita kan ingin yang menjalani proses-proses yang terbaik. Bagi saya, hal ini sebagai tujuan dalam usaha saja, tapi di lain sisi kita juga harus siap dengan segala kemungkinan yang ada, harus ikhlas, tanpa menurunkan usaha dan semangat dalam mencapai yang terbaik.

(baca juga: My Birth Story pt. 1)

2. Potty Training Afka!

Saya sudah membaca beberapa buku potty training, dan mengikuti kelas potty training. Tapi entah kenapa saya masih reluctant untuk memulai Potty Training. Entah karena saya masih ragu Afka sudah siap, atau saya yang belum siap? Jujur saya memiliki sedikit trauma dalam hal pertoiletan, tapi bukan di masa kecil, dan saya gak bisa cerita. Jadi, kalau misalnya di rumah ada suami, sebisa mungkin ya suami yang ngurusin pup baby. Saya sendiri agak takut dengan urusan toilet anak, takut capek, takut kotor, takut Afka trauma, takut sayanya emosi, dll. Entah kenapa banyak ketakutan yang entah kapan bisa terselesaikan. Target saya sih Afka sudah potty training di usia 2,5 tahun, yaaa..bismillah aja, hehehe doain saya juga ya :D semangat juga untuk mamak-mamak yang mau potty training anaknya! Semoga lancar dan berhasil!

3. Baca 14 Buku dan membuat 50 Blogposts

Menyambung TA-DA-list yang tadi, harapannya di tahun ini bisa lebih produktif dan lebih konsisten dalam membaca dan sharing hal bermanfaat. Nambah targetnya sedikti saja yang penting bisa tercapai. Bukan untuk siapa-siapa atau cari muka, tapi untuk diri sendiri, yang sadar tidak sadar masih bodoh, masih butuh untuk berkembang, mengasah skill, dan dengan target-target ini bisa mengembangkan diri meskipun tidak ada tuntutan dari siapapun.

4. Berbagi lebih banyak melalui Instagram dan Youtube

Tahu gak pertama kali saya punya ingin membuat yotuube chanel? Yaitu saat SMA. Waktu itu saya ingin berbagi mengenai kegiatan lab yang ada di sekolah. Terus beberapa tahun kemudain saya mulai suka make up, saya ingin berbagi dari youtube, tapi saya gak pernah lakukan! Menyesal? Ya! Pada dasarnya saya suka berbagi apa yang saya ketahui dan saya sukai.

Kenapa sih Syak, emang mau jadi artis hahh?? Engga lah, ga bakal bisa jadi orang-orang trending itu and money is not my orientation. Saya cuma ngerasa, banyak hal yang ingin saya share, tapi bahkan cerita di IG atau di blog itu ga bisa mengungkapkan apa yang akan saya bagikan, gitu loh. Kayak masih merasa kurang, atau mungkin saya merasa mager banget menulis panjang, sepanjang apa yang mau saya sampaikan atau mungkin demonstrasikan (yes, ingin sekali mendemonstrasikan beberapa hal nanti di youtube). Dan saya (kayaknya) sudah mulai meningkatkan kepercayaan diri (karena proses penerimaan diri sebelumnya), jadi mungkin bisa lebih leluasa untuk bicara di depan kamera. (semoga benar sih dan gak tiba-tiba gak jadi gitu wkw.)

Saya harap saya bisa mewujudkan keinginan saya ini. Inginnya membuat chanel mengenai parenting dan zero waste, ya mirip lah dengan isi blog ini. Karena sampai sekarang hal itu yang masih menjadi concern saya. Doain semoga tercapai ya!

Ohiya, saya sih sudah sering berbagi melalui instagram highlight. Tapi ya itu, menurut saya, sharing di highlight itu masih moody dan terlalu suka-suka. Pembacanya juga sebagian besar hanya teman dekat karena saya memang membatasi interaksi saya di Instagram. Tapi menurut saya, saya jadi merasa sharing saya kurang bermanfaat, mungkin saja banyak orang lain yang butuh informasi dari saya. Mungkin akan lebih bermanfaat kalau saya memberanikan diri untuk sharing di feed (selama ini saya juga terlalu tidak percaya diri untuk sharing di feed karena belum menerima diri saya seutuhnya). 

Kalau mau lihat sharing-sharing saya terkait parenting dan zero waste selama ini lihat di highlight instagram saya ya :)

5. Jalan-jalan Berdua dengan suami

Anak mulu-anak mulu, diri sendiri mulu. Padahal saya hidup dengan suami, pakai uang suami pula. Tapi kasian ya bapak yang satu ini, jarang dibahas, hehe. Sejujurnya corona juga membuat pernikahan kami menjadi lebih dull. Apalagi kami juga sibuk dengan anak, yes Afka kan anaknya difficult hehe dan butuh banyak perhatian. Kami juga mengurus rumah sendiri, jadi lah kami hidup cuma bagi-bagi tugas.

Setiap saya ajak, "kita jalan-jalan berdua yuk", dia pasti bilang "maunya bareng Afka." I'm like, rolling my eyes, lol. Jujur pingin lagi jalan-jalan melalang buana berdua kayak pas honeymoon. Afka sama adek dititipin aja (haha), kita perbaikin dan tingkatkan kualitas pernikahan kita, balikin tujuan pernikahan kita. Masih 3 tahun udah dull. Semoga tahun ini lebih baik, dan punya rejeki untuk mengisi waktu berdua, karena kita hidup berdua masih lama banget hehe.

Bapak Hari i hope you read this. huehue.

**

Dan untuk semuanya, please be nice, 2021 :")

Bismillahirrahmanirrahim..

© Catatan Ibun | Parenting and Mindful Living • Theme by Maira G.