SLIDER

BAGAIMANA MEMBUAT PERENCANAAN PERSALINAN? - lihat contoh birthplan yuk



Ketika saya mulai membaca dan belajar banyak tentang kehamilan, saya tersandung kepada yang namanya "Birth Plan" alias rencana melahirkan atau preferensi melahirkan. Hal ini adalah hal yang baru bagi saya, bahkan mungkin orangtua dan tante-tante saya tidak tahu mengenai hal ini (sepertinya it's a millennial mom thing, hahaha). Terlebih lagi di Indonesia, mungkin hal ini jauh lebih asing di telinga dibandingkan dengan di luar negeri seperti Amerika dan Eropa. Maka, apa itu Birth Plan?

birth plan is just that — a plan that communicates your wishes and goals for before, during and after labor and delivery - What to Expect
Menurut saya birth plan adalah rencana dan  preferensi ibu terhadap proses persalinan yang akan dihadapi yang dibuat untuk menyamakan ekspektasi dengan provider persalinan. Birthplan juga disebut Birth Preferences, atau preferensi melahirkan. Seperti yang diketahui, dalam sebuah proses melahirkan itu, ternyata ada banyak pilihan yang akan dilalui oleh ibu. Bukan hanya pilihan mau melahirkan caesar atau normal saja. Tetapi, ada banyak pilihan lain misalnya, siapa yang akan mendampingi ibu bersalin? mau dibius atau tidak? mau diinduksi atau tidak? mau diinfus atau tidak? dan masih banyak lagi. Khususnya ibu yang baru pertama kali melahirkan, pasti nge-blank banget gimana proses persalinan itu, ada tindakan apa saja? apa yang bisa dilakukan oleh saya? saya mau diapain aja?

birth plan is a document that lets your medical team know your preferences for things such as how to manage labor pain. - Baby Center
Sejak membaca buku-buku tentang melahirkan yang mengarah ke gentle birth, saya merasa Birth Plan ini merupakan sebuah hal yang cukup bisa menjembatani antara keinginan individu dari sang ibu dengan provider alias tempat bersalin, termasuk juga dokter/bidan. Provider setiap harinya melakukan proses melahirkan di rumah sakit atau klinik, hal ini sudah seperti rutinitas, sehingga ada prosedur-prosedur rutin yang bisa dilakukan. Tapi terkadang prosedur-prosedur tersebut bisa menghambat kenyamanan dan proses natural melahirkan itu sendiri. Sehingga, seringkali ibu tidak dapat merasakan indahnya momen melahirkan atau malah trauma karena tidak sesuai ekspektasi.



Bagaimana contoh birthplan?

Ada banyak sekali contoh birthplan yang bisa teman-teman gunakan. Saya pribadi, saya membuat birthplan dari beberapa referensi, yakni dari Baby Center, Bidan Kita, dan contoh birthplan orang lain yang saya temukan di google. 


Aplikasi baby center ini adalah aplikasi favorit saya dari sejak kehamilan hingga bayi sudah lahir. Nah enaknya, di aplikasi Baby Center ini kita bisa membuat Birthplan kita sendiri. Kalau mau buat birthplan dari Baby center bisa klik di sini. Nanti akan ada pertanyaan pilihan seputar preferensi melahirkan dan nanti akan keluar sebuah PDF hasil dari preferensi melahirkan kita. Sayangnya, di Baby Center ini birthplan-nya berbahasa inggris. Tapi, jika ingin membuat yang berbahasa Indonesia, bisa baca buku dari bu Bu Yessy Aprilia di situ ada contoh birthplan. Atau bisa juga lihat birthplan punya saya berikut ini:

Nah di atas ini contoh birthplan saya. Saya mengadaptasi birth plan ini dari file yang diberikan oleh Baby Center (desain dan templatenya saya pakai). Karena baby center itu bahasa inggris, jadi saya terjemahkan menjadi bahasa Indonesia (karena kan dokter saya orang Indonesia hehe). Tapi saya juga memasukkan poin-poin yang menurut saya perlu dimasukkan yang saya ambil dari buku dan referensi lain.

Birth Plan ini pasti akan beda-beda setiap orang ya, karena tidak ada yang namanya paling ideal kalau dalam hal ini karena preferensi setiap orang beda-beda. Bisa jadi memang pilihan pertama sang ibu adalah operasi Caesar (karena memang sudah terdeteksi kehamilan beresiko, seperti kembar, BB kecil, dsb). Yang penting, birthplan ini bisa menjadi jembatan untuk menyamakan ekspektasi khususnya terkait prosedur antara ibu dan provider (RS/klinik).

Bagi saya, birthplan ini cukup bermanfaat untuk saya memutuskan di mana tempat saya melahirkan, karena saya ingin mengusahakan melahirkan normal karena alhamdulillah tidak ada resiko atau kondisi yang membuat saya harus operasi caesar. Birthplan bisa ditanyakan ke dokter atau provider yang bersangkutan kapan saja, saya sendiri menanyakan mengenai birthplan ketika usia kandungan 35 minggu, di akhir trimester 3. Kemudian ada baiknya juga birthplan diingatkan kembali saat sudah proses persalinan berlangsung, karena di beberapa cerita yang saya dengan bisa saja provider lupa (karena kan sudah rutinitas).


Tentu birthplan ini mungkin adalah ideal bagi masing-masing ibu, tetapi jika takdir berkata lain, ibu juga harus bersiap untuk ikhlas dengan kondisi yang ada. Misal, ternyata ada kondisi ketuban pecah dini, atau ternyata pembukaan sudah berlangsung sangat lama sehingga harus operasi caesar. Menurut saya, ibu paling tahu mana yang terbaik untuk dirinya dan anaknya, dan dokter pun sudah berpengalaman terhadap banyak persalinan. Yang penting seorang ibu harus memberdayakan diri, cari ilmu sebanyak-banyaknya tentang persalinan, jangan sampai pasrah dan tidak tahu tindakan apa saja yang dilakukan oleh provider terhadap dirinya. Melahirkan ini prosesnya cepat sekali, tapi sangat membekas selamanya, baik itu membekas di fisik maupun mental. Maka dari itu carilah persalinan yang ternyaman yang bisa diusahakan, cari persalinan yang minim intervensi, minim resiko dan minim luka. 

Melahirkan itu sakit? Pasti! Gak ada yang boleh bohong. Tapi seberapa sakit? itu yang bisa kita kontrol sebagai ibu, khususnya dikontrol dari pikiran ibu. Pikiran yang tenang dan mental yang siap, bisa membuat persalinan menjadi lebih nyaman dan minim trauma.

Untuk yang sedang mempersiapkan persalinan, semangat yaa! Ibu pasti bisa!

The mind of a woman in labor is power unestimated.

No comments

Post a Comment

© Catatan Ibun | Parenting and Mindful Living • Theme by Maira G.