SLIDER

BABY A 16 MONTHS - milestone series


Ceritanya saya kok tiba-tiba aja kepikiran ingin share di sini tentang milestone baby A. Saya belum pernah menulis soal ini di blog, paling biasanya hanya cerita di story Instagram, sisanya saya tulis pribadi poin penting milestone di catatan di HP, buat kalau-kalau ingin ditanyakan ke dokter atau hal lainnya. Sebenarnya saya agak menyesal gak bikin blog kayak gini dari dulu, padahal saya suka mencatat milestone baby A meski ada juga yang skip hehe. Awalnya saya menganggap gak penting, tapi ah, mending ditulis aja dan ibun jadikan ini sebagai memori ibun nanti, karena pasti beberapa tahun lagi pasti lupa!

Nah sebenarnya saya juga membuat ini agar saya bisa menulis observasi saya dan mensyukuri setiap perkembangan baby A. Kadang saya tidak melihat hal2 kecil yang ternyata dia sudah bisa (Baca: Cerita Kue Lidah Kucing). Saya tidak membuat milestone series ini untuk membandingkannya dengan anak orang lain, karena perkembangan anak beda-beda. Saya hanya ingin mengingat momen-momen penting dalam hidup baby A, namanya juga Catatan Ibun kan ya? hehe

For the highlights, di bulan ini, milestone terbesar babyA adalah bahasa. Tiba-tiba dia pesat sekali dalam kosa kata dan pengucapan. Mungkin ini yang namanya vocabulary spurts. Dari segi parenting, sebenarnya saya tidak punya program pembelajaran khusus kepada babyA untuk belajar bahasa. I just talk, talk, talk to him. Saya menyebutkan apapun yang dia lihat, saya tetap bacakan dia buku meski hanya satu kali sehari. Saya tidak memberikannya gadget, meski saya suka menyetel video babyA yang saya rekam, dan pernah sih beberpaa kali nonton TV baby first, tapi dia seringkali tidak tertarik. 

vocabulary spurt is a point in which a child may display a sudden growth in their spoken vocabulary. This occurs when a child switches from early language learning of approximately two words per week per week to suddenly acquiring and using around 20 new words per week.

At what age does the vocabulary spurt occur?
Sometime around 18 months, most children experience a "word spurt" (or "naming explosion") that leads to large increases in their spoken vocabulary. Although 18 months is a common age for this increase, it can occur in children between the ages of 15 and 24 months.
Motorik Kasar
Di bulan ini, A semakin kencang berlari (lap keringet), cara berjalannya juga sudah lebih seperti orang dewasa, tidak ngangkang-ngangkang lagi seperti waktu usia 12 bulan, hehe. Selain itu dia juga suka mencoba untuk melompat di tempat. Meski lompatannya hanya setinggi 1 cm, tapi saya merasa lucu sekali melihatnya melompat ketika senang atau merasa gemas. (Namanya juga ibuk-ibuk suka gemes dan bangga sendiri lihat anaknya hehehe)
Sebenarnya saya tidak merencanakan stimulasi apapun untuk melompat. Saya hanya pernah menunjukkan saya melompat-lompat di kasur (yes i still do that since kid wkw), lalu mengajak babyA dan dia senang juga, sejak itu dia senang mencoba melompat, hehe lucu ya.

Motorik Halus
Saya bukan tipe ibu yang rajin memberikan stimulasi ala montessori atau lainnya. Karena saya membiarkan A bermain di rumah, ikut saya melakukan pekerjaan rumah, memainkan barang-barang di rumah yang menurut saya aman.
Sekali-sekali saya ajak dia bikin kue, dia bisa sih mengaduk, menumbuk, memasukkan beras ke gelas, atau tepung ke wadah lain. Pernah juga mengupas telur, dia bisa, tapi karena rentang konsentrasinya yang masih pendek, jadi tidak selesai, dan dia malah melakukan hal lain dengan telurnya hehe. 
Dia juga sudah makin lebih precise dalam menyemprotkan sprayer berisi air untuk membersihkan sesuatu, atau mengepel dengan lebih "tepat sasaran" hehe.

Bahasa
Pembahasan bahasa akan agak panjang, mungkin saya akan membagi lingkup bahasanya babyA menjadi 3, yaitu kosa kata yang dipahami, bisa diucapkan, bahasa isyarat.

Saya sangat bangga dengan kemampuan bahasa isyaratnya. Kalau di total dia bisa sekitar 15-an kata bahasa isyarat. Memang usia segini, bayi yang diajari bahasa isyarat memang nyaman berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Untuk pembahasan tentang bahasa isyarat, aku buat postingan terpisah atau bisa lihat di highlight Instagramku yaa.

Untuk kata-kata yang sudah diucap, amazingly, sejak lama tidak muncul kosa kata baru, Afka bulan ini makin banyak vocabularynya dan makin pintar dalam menirukan sebuah kata. Dia akhirnya bisa manggil Enin, Aki, dan Uti. Entah sejak umur berapa Afka udah sering manggil Abah, dan Apa, semua benda disebut antara Abah/apa hehehe. His next first word was Bapau, (yes karena tukang bapau setiap hari lewat), setelah itu AC, naah setelah itu dia belum nambah2 lagi, paling baru "aamiin" "hab hab (habis)" dan bbrp kata lagi lupa hehe.

Bulan ini yang saya paling terharu adalah
"IBU!!!"

Akhirnya baby A bisa panggil ibu. Meskipun sebenarnya nama panggilan saya adalah Ibun, tapi saya sudah senang, he's getting there haha. Selama ini Afka lebih lancar panggil Abah, entah udah dari usia berapa dia bisa panggil "Abah", kayaknya dari sebelum satu tahun sudah bisa. Dan biasanya di amanggil saya dengan Memem, Nenen, Ibn, Ibi, trus balik lagi Nyenye  (ya karena apalagi saya kalau bukan gentong susu :" wkwkw)
Sebenarnya kalau Ibun sebagai unspoken words dia juga udah tau dari mana "Ibun mana?" dia udah bisa nunjuk. Tapi tetap saya gemes cara dia bilang "Ibu"nya lucu hehe.

Oh iya, bisa bilang "please" pakai bahasa isyarat tanpa disuruh. Maksudnya, dulu dari berpa bulan ya, dia biasa bilang please kalo misal saya bilang "bilang please dulu doong". Sekarang kalau minta sesuatu dia langsung bilang please hehe. Terus juga dia mulai menggunakan baby sign terima kasih (kalo ini masih harus disuruh dulu), selain itu, dia juga kalau dimarahin kadang-kadang bikin bahasa isyarat "maaf", meski sebagian besar harus saya suruh, tapi saya sen

Tiga magic words yang saya sangat ingin tanampakn ke anak adalah itu, terima kasih, tolong (please), dan maaf. Untuk please itu sebenarnya bahasa indonesianya "tolong" tapi saya memutuskan untuk mengajarkan"please" karena saya memakai "tolong" untuk "help", atau lebih kayak untuk bantuan. Ini sesuai kesepakatan masing-masing keluarga aja, ini hanya keputusan saya sendiri.

Makan
Yang agak sulit di bulan ini dan 1 bulan kebelakang adalah makan! Bulan ini bulan regresi menurut saya, karena dari 12-14 bulanan itu baby A makannya bagus dan rapi banget (sebelumnya lagi gantian sakit dan tumbuh gigi dll wkw drama bgt soal makan deh). Bulan ini mari salahkan tumbuh gigi lagi! Gigi geraham dan taringnya ada yang mulai tumbuh, dan itu prosesnya lama sekali dan sepertinya painful, jadi makannya sungguh-sungguh tidak memuaskan huhu.  Udah selesai satu fase GTM, eh taring bawahnya mau muncul lagi, jadi GTM lagi, haduu. Mana skrg corona gak bisa dengan mudah ke dokter/posyandu, jadi saya gak bisa benar-benar mencocokkan pengukuran BB, TB, LK nya babyA dengan pengukuran terakhirnya, huhu cuma berharap dia tetap naik aja.

Afka masih BLW, sebenarnya A sudah bisa menggunakan garpu, tapi saya sendiri kurang telaten membuat makan2 yang memang nyaman utk diambil dengan garpu, krn biasanya ya kayak ayam, nasi, bahkan kentang saja kadang masih melorot2 kalo dipakaikan garpu. Jadi saya selow aja A masih makan pakai tangan. Untuk sendok, Afka belum tertarik untuk pakai sendok secara full, dan masih moody, mungkin karena dia sudah sangat nyaman pakai tangan. Oh my, pokoknya hingga bulan ini itu gak ada progres apa-apa dalam makan! Teman-teman seusia Afka sudah bisa pakai sendok sih, tapi tenang, belajar makan sama kayak belajar jalan kok, ga perlu diburu-buru, dan tunggu aja kapan si anaknya mau hehehe. Lagian sunnah juga kan makan pakai tangan? HAHAHA alesan.

Meskipun begitu saya melihat A sudah lebih bs mengontrol tangannya, jadi saya mencoba menggunakan gelas kaca. Gelas yang saya gunakan adalah bekas jar selai ukuran kecil yang sudah disteril dan dibersihkan hehehe. Kenapa kok kayak pelit banget? Baby A punya kok "gelas anak-anak", dari bamboo, tapi sayangnya lebar mulutnya masih terlalu besar dan itu mempersulit belajar minum. 
Saya sendiri tidak punya gelas sloki. A sudah bisa minum dari gelas tapi kadang2 dia lupa terlalu bersemangat mengangkat gelas, jadinya tumpah dan keselek hehhehe. Gapapa, semangat ya nak, ibun gak buru2in kok hehe

Tidur
Finally, A sudah transisi sepenuhnya  ke 1 nap alias satu kali tidur siang. Tanda2 ini sebenarnya sudah muncul sejak usia 14 bulan. Tanda tandanya bisa dilihat di sini yaaa.
Saya mulai training transisi dari 14 bulan, tapi pada dasarnya saya gak konsisten, ketika ditengah jalan sudah mulai 1 nap, sempat ganti jadi 2 nap lagi. Sebenarnya karena keegoisan saya karena saya masih agak tidak rela melepas satu nap, soalnya waktu saya jadi berkurang satu-dua jam hahaha (ya mamak kan punya waktu cuma kalo pas anak tidur hehe). Tapi akhirnya dia sudah bisa 1 tidur siang saja, dan tidur malamnya juga bagus! Bahkan kadang-kadang sleep through the night

Nah masalah sleep through the night ini kembali ke masing-masing aja ya, bukan sesuatu yang harus kok, dan bukan pressure (kecuali mungkin kalau kalian orang Perancis hehe. Baca: Bringing Up Bebe). Saya sendiri masih tidur satu kasur dengan Baby A karena ya memang belum ada kamar kosong untuk BabyA, insyaAllah kalau jadi pindah rumah tengah tahun ini, saya ingin coba dia tidur sendiri sebelum menyapih! Wish me luck!

*
Hmm mungkin itu saja dulu ya, haha. Terkadang kalau sedang ingat rasanya banyak sekali yang ingin ditulis, tapi ketika sudah dieksekusi ternyata "loh cuma segini?" haha. Well mungkin kalau ada yang ingat post ini akan diupdate, tentunya minor minor aja sih.

Jadi, apakah suka dengan update milestone seperti ini? Let me know what you think :)


No comments

Post a Comment

© Catatan Ibun | Parenting and Mindful Living • Theme by Maira G.