SLIDER

Dongeng Jadi Lebih Menyenangkan dengan Cerita Bergambar Let’s Read!


Saya selalu ingat masa kecil saya, di mana ayah saya selalu mendongeng kepada anak-anaknya setiap waktu menjelang tidur. Kebanyakan ceritanya sebenarnya hanya si Kancil. Mulai dari kisah klasik si Kancil mencuri dari pak tani, mengelabui buaya, berlomba dengan monyet, dan versi lainnya. Sejujurnya saya tidak ingat persis bagaimana cerita si Kancil-nya berakhir, tetapi saya sangat mengingat perasaan excited saya ketika mendengarkan dongeng itu. Saya ingat saya membayangkan adegan dan emosi si Kancil ketika ayah saya menceritakan dongengnya. Padahal dulu saya belum sempat punya buku atau menonton film si kancil.

Hal ini ternyata terbawa sampai tiba saatnya saya menjadi ibu. Mendongeng adalah hal yang menyenangkan bagi saya, dan juga bagi anak saya. Mungkin bagi sebagian orang, ajakan mendongeng kepada anak terdengar mengintimidasi. Mendongeng kesannya seperti harus menjadi orang yang kreatif, harus hafal banyak cerita, harus bisa membuat plot twist yang seru, harus menciptakan karakter-karakter baru. Padahal mendongeng tidak perlu melulu cerita-cerita legenda, fabel, seperti itu, kok. 

Saya cukup rutin mendongeng kepada anak saya (Afka) cerita dengan karakter sehari-hari saja! Misalnya, Afka sedang senang sekali dengan mobil truk. Lalu saya buatlah cerita tentang truk, yang ceritanya hanya sekadar kegiatan sehari-hari truk seperti bangun pagi, bekerja, bertemu dengan Afka, lalu mandi agar bersih, dan tidur kembali. Simpel bukan? Mengarang bebas, tapi si bocah sudah kegirangan dan minta terus diulang-ulang. 

Saya sangat menikmati bagaimana wajahnya memandang ke langit-langit, ibarat sedang mengimajinasikan bagaimana truk berjalan dan bekerja menggerakkan tangan buldozer atau excavator-nya. Lalu dengan responnya ketika dia mendapati cerita yang berbeda dengan sebelumnya, misalnya hari ini truk buldozer berhasil membuat gedung, tapi di lain cerita gedungnya gagal. Afka bisa terbengong dan memasang wajah berpikir keras hanya dengan plot twist simpel seperti itu, haha!

Dari cerita-cerita simpel seperti itu juga Afka ternyata bisa belajar banyak hal terkait moral. Misalnya untuk selalu pantang menyerah seperti truk buldozer yang membangun kembali gedung yang gagal, untuk tepat waktu seperti truk yang selalu bekerja tiap pagi, untuk bekerja sama seperti truk buldozer yang meminta bantuan excavator, dan masih banyak lagi! Haha lucu ya, cerita simpel dan bagi orang dewasa mungkin membosankan bisa menjadi hal yang menyenangkan dan penuh pelajaran bagi anak. Menurut saya tidak selalu perlu cerita yang mewah untuk bisa mendongeng kepada anak. 

"You are never too old, too wacky, too wild, to pick up a book, and read to a child."
- Dr. Seuss

Manfaat Mendongeng

Dari pengalaman saya mendongeng dan referensi mengenai anak, saya melihat ternyata banyak sekali manfaat mendongeng kepada anak secara rutin. Mendongeng ini tentunya merupakan salah satu langkah untuk melatih kemampuan untuk membaca. Ya, sama seperti membaca nyaring (read-aloud), mendongeng juga salah satu cara untuk meningkatkan minat baca dan menambah kosa-kata anak-anak sebagai bekal membaca. Selain itu mari kita lihat beberapa manfaat lain dari mendongeng.

1. Melatih Imajinasi

Dengan ataupun tanpa buku, mendongeng mengaktifkan imajinasi anak ketika dibacakan dongeng. Pernah tidak mendengar cerita melalui radio? Pasti kita membayangkan karakter yang disebutkan oleh sang penyiar dan membayangkan skenario selayaknya sebuah film. Begitulah dongeng bekerja. Anak secara langsung mencoba membayangkan karakter, objek, pemandangan yang ada di dalam dongeng tersebut, hal ini melatih anak mengembangkan imajinasinya dalam memahami sebuah cerita.

2. Menambah Kosa Kata

Semakin banyak anak diperdengarkan berbagai macam kosakata sejak dini, semakin banyak pula kosa kata yang ia serap di masa kecilnya. Di usia 0-6 tahun, otak anak menyerap bagaikan sponge. Banyak sekali hal yang bisa diajarkan kepada anak, dan anak akan menyerapkan dengan minim usaha (effortless). Mendongeng seperti membanjiri anak dengan kosa kata dan semakin banyak kata yang dikenalkan, akan semakin banyak pula kata yang nantinya bisa ia ucapkan dan baca.

3. Menambah Pemahaman Kultural 

Dalam sebuah dongeng, ada latar belakang cerita berupa budaya dan bahasa. Dalam dongeng, anak dapat bereksplorasi ke negara-negara dan daerah dengan budaya dan tokoh dengan karakter yang berbeda-beda, sehingga wawasan anak terkait kebudayaan menjadi lebih banyak. Mendongeng juga membuka jendela dunia, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar ide dan informasi baru, sehingga mereka juga belajar mengenai pelajaran hidup berharga melalui mendengar cerita yang seru.

4. Melatih Komunikasi dan Empati

Melalui mendongeng, anak diperdengarkan dengan percakapan yang ada di dalam dongeng. Dengan begitu anak menjadi lebih paham bagaimana komunikasi antara dua orang terjadi, bagaimana yang dilakukan ketika seseorang bertanya, dan bagaimana cara menjawab. Semua dapat diajarkan melalui cerita dalam dongeng. Selain itu, melalui mendongeng, anak-anak dilatih untuk mendengarkan orang lain, baik itu pendongeng maupun orang lain yang mendengarkan dongeng. Mereka bisa belajar kalau dalam sebuah cerita, tidak semua orang mengartikan ceritanya dengan sama, mereka juga bisa mendengarkan orang lain mengutarakan pendapat dan emosinya dalam sebuah dongeng.

5. Melatih Fokus Anak

Melalui mendongeng, anak-anak dilatih untuk mendengarkan satu kesatuan utuh dari sebuah cerita. Mereka menjadi lebih sabar mendengarkan dongeng dari awal sampai akhir dan melatih fokusnya. Jika mereka tidak fokus, mereka pasti akan melewatkan bagian dari cerita yang diperdongengkan, dan hal ini tidak seru! Saat anak masih bayi, memang rentang fokus anak masih cenderung pendek, tapi semakin bertambah usia dan semakin ia sering dilatih mendengarkan dongeng, semakin panjang rentang konsentrasinya dalam mendengarkan. Contohnya anak saya, dulu memang kalau baca buku atau didongengi pasti gampang teralihkan, sekarang dia bisa meminta saya mengulang atau membuat dongeng baru terus menerus setengah sampai satu jam, atau sampai ia puas. Haduuh :D



Mendongeng Sebagai Pemenuhan Hak Anak

Selain manfaat mendongeng seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mendongeng juga bisa menjadi pemenuhan hak anak, lho. Tahu tidak kalau anak punya 10 hak yang tertulis dalam Konvensi Hak-Hak Anak PBB pada tanggal 20 November 1989 yang juga disahkan oleh Indonesia dalam Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990. Berikut ini secara singkat hak-hak anak yang perlu dipenuhi:

1. Hak untuk bermain

2. Hak untuk mendapatkan pendidikan

3. Hak untuk mendapatkan perlindungan

4. Hak untuk rekreasi

5. Hak untuk mendapatkan makanan

6. Hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan

7. hak untuk memiliki identitas

8. Hak untuk mendapat status kebangsaan

9. Hak untuk berperan dalam pembangunan

10. Hak untuk mendapatkan kesamaan

Mendongeng merupakan salah satu cara memenuhi hak anak, khususnya dalam mendapatkan pendidikan dan rekreasi. Mendongeng memberikan anak pendidikan mengenai budaya dan bahasa serta banyak nilai-nilai moral dan kehidupan yang bisa diambil dari sebuah dongeng. Dongeng juga merupakan pendidikan stimulasi usia dini sebagai bekal ia berkomunikasi melalui membaca, berbicara dan mendengarkan.

Selain itu, dongeng itu menyenangkan sekali untuk anak! Meskipun cerita dongengnya terkesan sepele, tetapi dongeng bisa berkesan seumur hidup anak, lho. Dongeng bisa menjadi sarana memenuhi hak dalam rekreasi karena konsepnya yang menyenangkan. Anak-anak terkadang juga bisa stres, lho! Dengan mendongeng, akan membawakan anak ke dalam dunia yang seru dan berbeda untuk melepaskan sejenak kepenatannya.

"Storytelling is the most powerful ways to put ideas into the world today."
- Robert McAfee Brown

Berdasarkan pengalaman saya, kebiasaan mendongeng yang menjadi rutinitas saya berdampak positif pula bagi anak saya. Afka memiliki kemampuan bahasa yang termasuk cepat untuk anak laki-laki, begitu kata dokter anak yang biasa memeriksa Afka. Ia sudah bisa berkomunikasi verbal sejak usia 16 bulan. Selain itu, kosa katanya juga banyak, dan menjelang 18 bulan juga sudah bisa menyusun 2-5 kata dalam satu kalimat. Sekarang di usia 24 bulan pun, Afka bisa sedikit-sedikit melanjutkan dongeng yang saya buat, jadi sekarang alur ceritanya tergantung si bocah yang memimpin hehe. 

Tentu saja saya masih membutuhkan buku-buku anak untuk mendongeng kepada anak. Tidak mungkin saya bisa membuat cerita baru terus menerus untuk didongengkan, wah kalau begitu saya bisa menjadi penulis buku dongeng anak dong? haha! Banyak juga dongeng yang saya ceritakan itu pengulangan dari buku-buku yang Afka punya dan Afka sukai. Tapi, tidak jarang dia bosan dengan bukunya. Saya sendiri pun sedikit kesulitan untuk terus membeli buku baru untuk anak saya.

Pertama, buku tidak semuanya murah dan terjangkau, apalagi buku-buku bagus dan bergambar. Kedua, sulit pula sekarang mencari buku-buku bagus, apalagi yang berbahasa Indonesia. Sekarang ini, entah mengapa justru tren buku anak lebih cenderung ke buku-buku impor berbahasa Inggris. Menurut saya pengenalan budaya Indonesia saat ini malah kurang karena maraknya buku-buku impor.

Jadi bagaimana saya bisa tetap memenuhi haknya untuk mendapatkan cerita dongeng yang baik?

Ayo Membaca Dongeng dengan Let’s Read!

Mari berkenalan dengan aplikasi Let's Read! Let's Read Asia merupakan perpustakaan digital, wadah buku-buku anak persembahan dari The Asia Foundation, yakni program literasi yang berlangsung sejak 1954. Program ini telah dianugerahi penghargaan Library of Congress Literacy Awards A.S atas inovasi dalam promosi literasi. Let's Read memiliki misi untuk mendigitalisasi #ceritabergambar, mengembangkan cerita rakyat yang kaya kearifan lokal; serta menerjemahkan buku cerita anak berkualitas terbitan dalam dan luar negeri ke dalam bahasa nasional dan ibu.

Nah, ini dia aplikasi yang cocok sekali dengan anak-anak masa kini. Dengan misinya, Let’s Read mendukung proses literasi anak dengan cara yang baru dan inovatif. Bayangkan kita bisa mengakses banyak sekali buku-buku anak berkualitas dengan bahasa terjemahan yang baik sesuai dengan budaya dan bahasa ibu yang digunakan.

Koleksi Let’s Read dapat diakses melalui situs https://reader.letsreadasia.org/ melalui browser laptop atau teman-teman bisa juga melalui aplikasi Let’s Read! yang bisa diunduh di Playstore Android.

Review Aplikasi Let's Read

Tampilan

Jujur saya tipe orang yang men-judge book by it's cover. Tampilan aplikasi Let's Read ini merupakan tampilan yang cocok dengan saya dan menurut saya juga bisa diterima anak-anak. Tampilannya simpel dengan tidak banyak warna, cukup warna hijau muda yang menggugah mata.Teksnya juga mudah dibaca, dan diatur sehingga memudahkan membaca juga bagi anak-anak. 

Dan yang paling berkesan adalah ilustrasi-ilustrasi yang ciamik dari buku-bukunya. Sungguh artistik sekali gambar-gambarnya. Saya sangat menyukai ilustrasi buku yang klasik dan estetik dalam sebuah buku bacaan, khususnya buku anak. Hal ini yang justru bisa menggugah dan meningkatkan minat baca dan ketertarikan terhadap cerita dalam buku.

Gambar-gambar buku anak yang di pasaran saat ini sungguh terlalu ruwet, dan terlalu banyak pemakaian warna sehingga membuat sakit mata. Tapi, di aplikasi Let's Read, malah mata kita akan dimanjakan dengan ilustrasi-ilustrasi yang indah.


Cerita-ceritanya juga menarik lho! Cerita-cerita yang simpel tapi informatif hingga memicu critical thinking bisa dibaca dalam aplikasi ini.

Fitur

Let's read memiliki fitur untuk menyortir buku apa yang ingin dibaca berdasarkan tiga hal.

1. Sortir Bahasa


Salah satu keunggulan Let's Read adalah tujuannya untuk mengenalkan cerita dalam bahasa ibu, sehingga banyak buku dengan penerjemahan ke bahasa lokal dan bahkan bahasa daerah seperti Batak, Bali, Sunda. Sejauh ini Let's Read tersedia dalam 49 bahasa, termasuk bahasa Inggris, bahasa Indonesia, berbagai bahasa di Asia dan bahasa daerah.

2. Sortir Tingkat Kesulitan


Setiap rentang usia anak memiliki kemampuan membaca dan memahami cerita yang berbeda-beda. Anak toddler tidak bisa disamakan dengan anak 5 tahun yang memiliki penalaran yang lebih dalam dan fokus yang lebih panjang. Hal ini dilihat dari kompleksitas cerita dan panjang pendeknya narasi dalam buku tersebut. Dalam aplikasi Let's Read, ada fitur penyortiran berdasarkan tingkat kesulitan buku. Anak-anak dari yang baru mulai membaca hingga level yang lebih tinggi yakni 1 sampai 5.

3. Sortir Kategori

Saya juga suka dengan adanya fitur penyortiran berdasarkan kategori, karena hal ini penting sekali dalam memilih buku yang sesuai dengan usia anak. Dari fiksi sampai non-fiksi ada di aplikasi ini dan mudah untuk menyortirnya. Kategori bacaannya beragam dari  superhero, critical thinking, science, adventure, animals, arts and music, problem solving, non-fiction, nature, mighty girls, health, funny, folktales, community, family & friendship.

Keunggulan

Menurut saya, keunggulan dari Let's Reads adalah akses ke dalam koleksi buku-bukunya yang gratis. Ya, teman-teman bisa membaca banyak sekali buku dari beragam bahasa secara tidak berbayar! Hal ini sangat membuka peluang bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan dana untuk membeli buku anak, sehingga banyak kalangan yang bisa menikmati cerita-cerita bagus di Let's Read tanpa membayar, dan  semakin banyak anak yang terpenuhi haknya.

Kemudian, kita bisa mengunduh buku-buku di Let's Read dan membacanya secara offline. Hasil unduh buku elektroniknya berbentuk .epub, yang bisa dibaca di gawai lain seperti tablet dan komputer. Apakah hal ini legal? Karena dalam sebuah karya tulis pastinya terdapat tim seperti penulis, ilustrator, dan editor yang telah bekerja keras menciptakannya. Nah, jangan khawatir! Ternyata, koleksi buku-buku dalam aplikasi Let's Read berlisensi Creative Commons (CC), artinya buku-bukunya boleh dibaca, diunduh, dicetak dan disebarluaskan asal tidak untuk komersil tentunya. 

Jangan khawatir apabila usia anak belum memadai untuk diperbolehkan melihat dan menggunakan gawai. Orangtua bahkan bisa mencetak buku-buku Let's Read dan membacakan kepada anak dalam bentuk cetak. Tentunya dengan menjaga etika untuk tidak diperjual belikan ya!


Menghidupkan Dongeng melalui Cerita Bergambar Lets Read

Seperti cerita saya sebelumnya, apakah mendongeng harus menggunakan buku bergambar? Tentu saja tidak! Mendongeng tetap bisa imajinatif tanpa buku. Tapi, tentu saja buku bergambar sangat bermanfaat untuk literasi anak. Cerita bergambar dapat menghidupkan dongeng dan membuatnya semakin menarik dan menyenangkan untuk dibaca.

Menurut saya buku bergambar sangat menyenangkan dan memorable untuk dibaca. Saya ingat sekali buku-buku jaman saya kecil mengenai dongeng Bawang Merah dan Putih, Malin Kundang, Sangkuriang, dll. Saya menyukai ilustrasi dalam buku-buku tersebut. Saya pikir, jika tidak ada gambarnya, saya tidak akan begitu bisa mengimajinasikan bagaimana di dalam labu bisa ada perhiasan seperti yang buto ijo berikan kepada si Bawang Putih, atau bagaimana orang bisa berubah menjadi batu. Sampai dewasa pun ketika mendengar cerita-cerita dongeng tersebut, yang terbayang di otak saya adalah gambar dari buku-buku yang pernah saya baca sewaktu kecil.

Aplikasi ini adalah jawaban dari kegalauan orangtua masa kini yang tertarik untuk meningkatkan minat baca anaknya dan mendongeng untuk anaknya. Dengan cerita-cerita bergambar pada Let's Read, anak akan semakin tertarik membaca dan mendengarkan dongeng karena ilustrasi yang menarik hati.

Ayo membaca dongeng di aplikasi Let's Read!

Unduh aplikasi Let's Read di sini!

Referensi:

2 comments

  1. Seru ya mendongeng bersama anak..Let's Read ini membantu kita banget ya ngga kebingungan lagi cari buku bacaan untuk anak..

    ReplyDelete
  2. Let's Read ini membantu kita banget ya ngga kebingungan lagi cari buku bacaan untuk anak..

    ReplyDelete

© Catatan Ibun | Parenting and Mindful Living • Theme by Maira G.